Selasa, 07 Desember 2010

Siapakah Musuh Besar Rakyat Indonesia Yang Sebenarnya??????>

Hubungan Indonesia dengan Malaysia saat ini cukup memanas. Negara kecil atau bisa dikatakan anak baru lahir kemarin sudah berani melawan Indonesia yang penduduknya berjumlah lebih dari 235 juta jiwa. Wilayahnya hanya setengah dari pulau sumatera, jika diumpamakan seluruh rakyat Indonesia meludahi daratan Malaysia bisa dipastikan daratan Malaysia akan tenggelam. Namun negara Jiran ini sungguh sangat berani melawan Indonesia yang merupakan negara yang jumlah penduduknya terbesar ke empat di dunia. Hati rakyat Indonesia memanas merasa derajat bangsanya di injak-injak hingga melakukan tindakan bodoh yaitu membakar bendera Malaysia serta melemparkan kotoran manusia ke Kedubes Malaysia di Jakarta.
Namun apa daya, keputusan pemerintah untuk tidak tegas terhadap sikap Malaysia yang selalu melanggar perbatasan sudah tepat. Kita tidak cukup kuat melawan Malaysia. Bukankah seharusnya rakyat sadar bahwa pertahanan kita sangat lemah yang namanya alutsista (Alat utama sistem pertahanan) kita sudah tidak layak lagi dipakai dan ini pun sudah terbaca oleh Malaysia karena saking seringnya terdengar diberita. Banyak pesawat TNI yang berjatuhan, persenjataan TNI yang sudah kuno dimana masih lebih bagus senjata perampok Bank CIMB Niaga Cab. Aksara, Medan yang menggunakan AK-47 dan M-16. Sementara senjata TNI banyak masih menggunakan senjata jaman dulu yang sudah karatan atau jangan-jangan masih ada yang pake bambu runcing. Dibandingkan dengan Malaysia yang peralatan Negaranya canggih baik peralatan tempur darat, laut dan udara , selain itu Malaysia juga dibekingi oleh Negara maju seperti Inggris dan Amerika. Negara Indonesia sendiri hanya mampu membeli pesawat canggih menengah, Sukhoi, dari Rusia sebanyak 2 unit, sementara Malaysia telah membeli sebanyak 18 unit. Sungguh jauh berbeda seperti langit dan tanah, selain itu Negara maju yang membekingi Indonesia pun tidak ada di dunia internasional. Bisa dikatakan pemerintah Indonesia hanya bisa sibuk mengurusi negara lain yang dilanda perang sementara keamanan negaranya tidak dipedulikan. Negara maju manakah yang akan membela Indonesia jika berperang melawan Malaysia?, tentu tidak ada.

Dari segi Perekonomian, Malaysia sangat jauh diatas perekonomian Indonesia, rakyatnya makmur. Sementara rakyat Indonesia masih banyak yang kelaparan, berebut uang zakat saja yang jumlahnya hanya Rp 10.000,- sampai rela mati terinjak-injak, begitu sengsaranya ternyata rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia pun terpaksa harus membuang rakyatnya atau istilah kerennya mengirim TKI ke Malaysia akibat tidak adanya lapangan kerja. TKI yang lebih banyak wanita ini tenyata hanya babu atau pembantu rumah tangga yang siap disiksa, diperkosa dan dihukum mati di Malaysia demi sesuap nasi. Begitu teganya pemerintah kita yang rela melihat rakyatnya menderita sengsara. Bukan hal biasa lagi banyak TKI yang diperkosa, mendapat kekerasan fisik, dideportasi, bahkan dihukum mati di Malaysia tapi pemerintah kita seolah sudah tidak peduli lagi. Bagaimanapun Malaysia sudah memandang kita hanya di ujung jari kakinya yang paling kecil itu pun hanya sebelah mata. Untuk melawan Malaysia saja pemerintah kita tentu harus berpikir seribu kali, kemanakah nantinya PRT (TKI) yang berjumlah lebih dari 2 juta orang itu kalo dipulangkan dari Malaysia ?. Tentu hal ini akan jadi masalah besar, jika berperang dengan Malaysia akan muncul perang yang lebih besar lagi yaitu perang urusan perut rakyat.
Jadi sudah seharusnya rakyat Indonesia tahu kenapa masih terus begini nasib bangsa ini. Atau apakah rakyat Indonesia memang sudah benar-benar tidak tahu (bodoh) atau tidak mau tahu (sangat bodoh) dengan keadaan Indonesia sekarang ?. Bagaimana tidak sudah 65 tahun Indonesia merdeka masalah rakyat Indonesia dari dulu sampai sekarang adalah sama yaitu korupsi. Perekonomian yang tak kunjung membaik, peralatan alutsista yang sudah usang, pengiriman PRT ke Malaysia adalah sebagai akibat dari korupsi yang merajalela. Sampai kapankah rakyat Indonesia sadar bahwa pemerintah saat ini sedang meninabobokan rakyatnya ?. Pemerintah hanya bermulut besar sementara pelaksanaan tidak ada, hanya mencari kekayaan pribadi sebanyak-banyaknya dengan berbagai macam alasan. Apakah itu dengan dana aspirasi atau rumah aspirasi serta mobil dinas mewah begitulah cara-cara pemerintah maupun wakil rakyat mengumpulkan kekayaan. Saat ini korupsi bukan lagi secara tersembunyi, namun sudah terang-terangan. Tidak ada lagi rasa malu, korupsi semakin merajalela. Malah seakan - akan korupsi itu adalah hal yang biasa dan sudah menjadi hal yang lumrah. Pengadilan atas koruptor pun sudah tidak jelas, koruptor sudah banyak yang bebas karena mendapat remisi ,salah satunya besan presiden kita, Aulia Pohan. Banyak kasus korupsi yang tidak jelas penyelesaiannya sampai sekarang seperti kasus rekening gendut Polri, kasus century, kasus gayus tambunan (kasus pajak) serta kasus korupsi lainnya. Dengan kata lain, pemerintah saat ini bukan lagi pro rakyat tetapi pro kekayaan pribadi dengan delik membantu rakyat.
Selain itu, Pemerintah dengan sangat bangganya menambah hutang negara tiap hari dengan dalih rasio terhadap PDB (Produk Dimestik Bruto) yang masih kecil. Tidak ada lagi cara pemerintah mengatasi masalah nasional tanpa menerbitkan surat hutang Negara. Pemerintah kita sudah ketagihan dengan dana segar dari hutang tanpa berpikir pengembaliannya karena masih ada budaya buat hutang sebanyak-banyaknya sementara pengembaliannya adalah urusan pemerintah selanjutnya dan tanggung jawab rakyat di tahun mendatang. Sampai saat ini hutang rakyat yang dipinjam pemerintah terus meningkat hingga mencapai Rp 1.627 Triliun dan bakal terus bertambah lagi. Sungguh hutang yang sangat besar dan merupakan hutang terbesar Indonesia sepanjang sejarah. Pemerintah memang benar-benar sudah tidak peduli dengan penderitaan rakyat, tiba saatnya membayar hutang maka harga akan semakin tinggi, mengurangi subsidi, menaikkan TDL (Tarif Dasar Listrik), menaikkan pajak yang pada akhirnya menjerat leher rakyat.
Selanjutnya, apakah rakyat tahu kemana semua hutang Negara ini dihabiskan ?. Percayakah 100% untuk kepentingan rakyat ?. Sudah jelas, semuanya pasti meragukan hal itu. Dari penjelasan diatas sudah jelas siapa sebenarnya musuh terbesar rakyat Indonesia. Bukan Malaysia, bukan Negara tetangga, dan bukan juga negara asing lainnya tetapi pemerintahan yang korup. Jadi jangan dibayangkan Indonesia bisa melawan Negara lain yang mengusik kedaulatan Republik Indonesia. Sebelum bertempur dengan Malaysia, terlebih dahulu basmi hama penyakit yang selalu menyerang tulang punggung rakyat Indonesia yaitu para koruptor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar